Diam-Diam, Kampus Sousse Lirik Indonesia
Catatan Hari Keenam di Tunisia, Jum'at, 24 Oktober 2014
Jum’at
pagi, 24 Oktober 2014 saya bersama seluruh peserta POSFI melakukan kunjungan
perdana ke Fak. Adab Univ. Sousse. Seperti kunjungan-kunjungan sebelumnya, kami
diantar oleh pejabat KBRI: Ibu Wida, sekretaris, dan staf KBRI, serta tim POSFI
di Tunisia: bapak Dede Permana dan mas Zul Fikar. Jarak antara apartemen Malek,
tempat peserta POSFI tinggal dengan
Soesse kurang lebih 170 km, dengan perjalanan selama dua jam.
Kampus
Sousse pada hari itu lengang, tidak ada aktifitas belajar-mengajar, karena
pemerintah Tunisia meliburkan lembaga-lemabaga pendidikan selama tiga hari,
yakni Jum’at s.d. Minggu, (23 s.d. 26 Oktober 2014) sebagai hari tenang
menjelang pemilihan umum legislatif Tunisia, yang pelaksanaanya jatuh pada hari
Minggu, 26 Oktober 2014). Namun demikian, para pejabat di kampus tersebut tetap
masuk, tak terkecuali dekan fakultas Adab dan staf. Meraka menyambut hangat
kedatangan rombongan kami, dan mempersilakan kami untuk masuk ruang
pertemuan di kampus tersebut.
Dalam
sambutannya, dekan fakultas Adab menyampaikan panjang lebar tentang sejarah
berdirinya universitas Sousse, dan fakultas Adab, khususnya, serta
jurusan-jurusan yang ada di dalamnya. Beberapa fakultas yang sempat disebut oleh
bapak dekan, antara lain, fakultas Kedokteran (kulliyat al-thibbiyyah),
fakultas Ekonomi (kulliyat al-iqtishad), fakultas teknik (kulliyat
al-handasah), dan fakultas Adab dan Humaniora (kulliyat al-Adab wa al-‘Ulum
al-Insaniyyah). Bapak dekan juga menjelaskan, bahwa fakultas Adab adalah
fakultas tertua di universitas Sousse.
Salah
satu impian besar yang ingin segera terwujud di kampus Sousse adalah
terselenggaranya studi kawasan Asia Tenggara, termasuk studi kawasan Indonesia.
Menurutnya, Indonesia sangat menarik untuk dijadikan obyek kajian, karena
memiliki banyak kekhasan yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain, baik di
kawasan Asia sendiri, bahkan di dunia sekalipun. Ia kagum bagaimana sebuah
kawasan yang terdiri dari seribu pulau lebih, beragam suku, bahasa, keyakinan
dan agama dapat disatukan dalam sebuah negara kesatuan, dan penduduknya dapat hidup berdampingan
secara damai. Apa sesungguhnya yang menjadi perekat diantara mereka?. Bagaimanakah
peran tokoh-tokoh agama dan masyarakat
di Indonesia dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara?. Bagaimana proses undang-undang dibuat sehingga dipatuhi oleh
seluruh elemen bangsa tanpa kekerasan? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang muncul
dalam benak bapak dekan fakultas Adab universitas Sousse, dan menurutnya, perlu
untuk dikaji secara mendalam. Dekan berharap, kehadiran peserta POSFI di
universitas Sousse dapat memberikan pencerahan tentang Indonesia terhadap
segenap civitas akademika, sehingga cita-cita untuk mendirikan studi kawasan Asia dapat segera terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar