Selasa, 04 November 2014

Diam-Diam, Kampus Sousse Lirik Indonesia



Diam-Diam, Kampus Sousse Lirik Indonesia
Catatan Hari Keenam di Tunisia, Jum'at, 24 Oktober 2014

 
Jum’at pagi, 24 Oktober 2014 saya bersama seluruh peserta POSFI melakukan kunjungan perdana ke Fak. Adab Univ. Sousse. Seperti kunjungan-kunjungan sebelumnya, kami diantar oleh pejabat KBRI: Ibu Wida, sekretaris, dan staf KBRI, serta tim POSFI di Tunisia: bapak Dede Permana dan mas Zul Fikar. Jarak antara apartemen Malek, tempat peserta POSFI tinggal dengan  Soesse kurang lebih 170 km, dengan perjalanan selama dua jam.

Kampus Sousse pada hari itu lengang, tidak ada aktifitas belajar-mengajar, karena pemerintah Tunisia meliburkan lembaga-lemabaga pendidikan selama tiga hari, yakni Jum’at s.d. Minggu, (23 s.d. 26 Oktober 2014) sebagai hari tenang menjelang pemilihan umum legislatif Tunisia, yang pelaksanaanya jatuh pada hari Minggu, 26 Oktober 2014). Namun demikian, para pejabat di kampus tersebut tetap masuk, tak terkecuali dekan fakultas Adab dan staf. Meraka menyambut hangat kedatangan rombongan kami, dan mempersilakan kami untuk masuk ruang pertemuan di kampus tersebut.

Dalam sambutannya, dekan fakultas Adab menyampaikan panjang lebar tentang sejarah berdirinya universitas Sousse, dan fakultas Adab, khususnya, serta jurusan-jurusan yang ada di dalamnya. Beberapa fakultas yang sempat disebut oleh bapak dekan, antara lain, fakultas Kedokteran (kulliyat al-thibbiyyah), fakultas Ekonomi (kulliyat al-iqtishad), fakultas teknik (kulliyat al-handasah), dan fakultas Adab dan Humaniora (kulliyat al-Adab wa al-‘Ulum al-Insaniyyah). Bapak dekan juga menjelaskan, bahwa fakultas Adab adalah fakultas tertua di universitas Sousse.
 
Salah satu impian besar yang ingin segera terwujud di kampus Sousse adalah terselenggaranya studi kawasan Asia Tenggara, termasuk studi kawasan Indonesia. Menurutnya, Indonesia sangat menarik untuk dijadikan obyek kajian, karena memiliki banyak kekhasan yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain, baik di kawasan Asia sendiri, bahkan di dunia sekalipun. Ia kagum bagaimana sebuah kawasan yang terdiri dari seribu pulau lebih, beragam suku, bahasa, keyakinan dan agama dapat disatukan dalam sebuah negara kesatuan, dan penduduknya dapat hidup berdampingan secara damai. Apa sesungguhnya yang menjadi perekat diantara mereka?. Bagaimanakah peran  tokoh-tokoh agama dan masyarakat di Indonesia dalam  kehidupan berbangsa dan bernegara?. Bagaimana proses undang-undang dibuat sehingga dipatuhi oleh seluruh elemen bangsa tanpa kekerasan? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak bapak dekan fakultas Adab universitas Sousse, dan menurutnya, perlu untuk dikaji secara mendalam. Dekan berharap, kehadiran peserta POSFI di universitas Sousse dapat memberikan pencerahan tentang Indonesia terhadap segenap civitas akademika, sehingga cita-cita untuk mendirikan studi kawasan Asia dapat segera terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar