Minggu, 02 November 2014

Fak. Adab Univ. Manouba: Kampus Sekuler di Negara Islam



Fak. Adab Univ. Manouba:
Kampus Sekuler di Negara Islam
Hari Ketiga di Tunisia.Rabu, 22 Oktobe 2014r

Seluruh peserta POSFI pada hari Rabu, 22 Oktober 2014, dengan diantar oleh Ibu Wida, kepala Pensosbud KBRI di Tunisia, sektretaris KBRI, bapak Dede, dan tim penyelenggara POSFI di Tunisia, melakukan kunjungan ke Universitas Manouba. Dalam kunjungan ini, kami disambut oleh dekan Fakultas Adab, Seni, dan Humaniora (kulliyat al-Adab wa al-Funun wa al-Insaniyyah
Manouba, ketua Jurusan Bahasa, serta beberapa dosen terkait di fakultas tersebut.
Untuk sampai ke kampus Manouba, harus betah berlama-lama di dalam perjalanan, karena disamping  jaraknya lumayan jauh (sekitar 25 km.), jalan raya di kota Tunis sering kali macet. Seperti di Jakarta, para pegawai, pengusaha, dan pejabatnya, dan bahkan orang biasa lebih senang menaiki mobi pribadi dari pada naik angkutan umum.


Kampus ini dikenal sebagai kampus leberal dan sekuler. Mahasiswa -mahasiswi bebas bergaul dan berbusana ala Eropa. Walaupun setelah revolusi 2011 kaum hawa Tunisia diberi kebebasan untuk berbusana muslimah, tapi sedikit sekali yang mau memanfaatkan kesempatan emas tersebut, termasuk di kampus Manouba. Bahkan, Dr. Ulfa Yussef, --penulis buku Ta’addu-l-Ma’na fi-l-Qur’an: Bahts fi Asasi Ta’addudil Ma’na fil Lughah Min Dzilali Tafasiril Qur`an, dan buku Syauq fi Qira’ati Arkani al-Islam, yang menggegerkan dunia akademik itu,--ketika hadir dalam audiensi dengan peserta POSFI dia membiarkan rambutnya terurai tanpa berjilbab, pakai celana Jin dan tentu ketat.
Bersama mahasiswi ManoubaPertanyaannya kemudian adalah, mengapa itu terjadi? Tentu jawabannya banyak kemungkinan (fihi tafshil, kata santri pondok pesantren): Pertama, bisa jadi karena mereka berkeyakinan bahwa urusan busana bukan wilayah agama, Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih desain dan warna pakainan yang disukainya; Kedua, mungkin juga mereka sudah “nyaman” dengan busana yang biasa mereka pakai selama ini, walaupun sudah tahu bahwa busana “terbaik” adalah busana yang dapat menutupi auratnya. Dan masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lainnya
(bersama mahasiswi Manoba)
Dalam audiensi disepakati, bahwa peserta POSFI diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi kuliah pada mahasiswa Jurusan Sastra dengan ketentuan menyesuaikan jadwal kuliah bagi dosen yang ada keterkaitan dengan tema kuliah yang akan disampaikan oleh peserta POSFI. Civitas akademika Manouba berharap agar bahan ajar yang akan disampaikan lebih menekankan pada paparan tentang kajian budaya, gender, keberagamaan dengan pendekatan antropologi agama. Harapan tersebut  disetujui oleh  peserta POSFI, khususnya mereka yang ditugaskan mengajar di universitas Manouba.
Dekan Fakultas Adab juga menegaskan, bahwa kampus dengan senang hati membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi peserta POSFI untuk mengakses hal-hal yang bersifat akedemis dan  dianggap berguna, seperti menghadiri proses pembelajara di kelas, ujian tesis dan disertasi, dan lainnya. Selain itu, peserta POSFI juga diperkenankan mengadakan diskusi atau seminar dengan mahasiswa di luar jadwal yang telah disepakati dengan pihak pimpinan, dengan catatan mahasiswa memang bersedia mengikuti program-program yang ditawarkan oleh peserta POSFI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar