Fak. Adab Univ.
Manouba:
Kampus Sekuler
di Negara Islam
Hari
Ketiga di Tunisia.Rabu, 22 Oktobe 2014r
Seluruh
peserta POSFI pada hari Rabu, 22 Oktober 2014, dengan diantar oleh Ibu Wida,
kepala Pensosbud KBRI di Tunisia, sektretaris KBRI, bapak Dede, dan tim
penyelenggara POSFI di Tunisia, melakukan kunjungan ke Universitas Manouba.
Dalam kunjungan ini, kami disambut oleh dekan Fakultas Adab, Seni, dan
Humaniora (kulliyat al-Adab wa al-Funun wa al-Insaniyyah)
Manouba, ketua
Jurusan Bahasa, serta beberapa dosen terkait di fakultas tersebut.
Untuk sampai
ke kampus Manouba, harus betah berlama-lama di dalam perjalanan, karena
disamping jaraknya lumayan jauh (sekitar
25 km.), jalan raya di kota Tunis sering kali macet. Seperti di Jakarta, para
pegawai, pengusaha, dan pejabatnya, dan bahkan orang biasa lebih senang menaiki
mobi pribadi dari pada naik angkutan umum.
Kampus ini dikenal
sebagai kampus leberal dan sekuler. Mahasiswa -mahasiswi bebas bergaul dan berbusana ala Eropa. Walaupun setelah revolusi 2011 kaum hawa Tunisia diberi
kebebasan untuk berbusana muslimah, tapi sedikit sekali yang mau memanfaatkan
kesempatan emas tersebut, termasuk di kampus Manouba. Bahkan, Dr. Ulfa Yussef, --penulis
buku Ta’addu-l-Ma’na fi-l-Qur’an: Bahts fi Asasi
Ta’addudil Ma’na fil Lughah Min Dzilali Tafasiril Qur`an, dan buku Syauq fi Qira’ati Arkani al-Islam, yang menggegerkan dunia akademik itu,--ketika
hadir dalam audiensi dengan peserta POSFI dia membiarkan rambutnya terurai tanpa
berjilbab, pakai celana Jin dan tentu ketat.
Pertanyaannya kemudian adalah, mengapa itu
terjadi? Tentu jawabannya banyak kemungkinan (fihi tafshil, kata santri
pondok pesantren): Pertama, bisa jadi karena mereka berkeyakinan bahwa urusan
busana bukan wilayah agama, Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk
memilih desain dan warna pakainan yang disukainya; Kedua, mungkin juga mereka
sudah “nyaman” dengan busana yang biasa mereka pakai selama ini, walaupun sudah
tahu bahwa busana “terbaik” adalah busana yang dapat menutupi auratnya. Dan masih
banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lainnya
(bersama mahasiswi Manoba)
(bersama mahasiswi Manoba)
Dalam audiensi
disepakati, bahwa peserta POSFI diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi
kuliah pada mahasiswa Jurusan Sastra dengan ketentuan menyesuaikan jadwal
kuliah bagi dosen yang ada keterkaitan dengan tema kuliah yang akan disampaikan
oleh peserta POSFI. Civitas akademika Manouba berharap agar bahan ajar yang
akan disampaikan lebih menekankan pada paparan tentang kajian budaya, gender,
keberagamaan dengan pendekatan antropologi agama. Harapan tersebut disetujui oleh
peserta POSFI, khususnya mereka yang ditugaskan mengajar di universitas
Manouba.
Dekan Fakultas
Adab juga menegaskan, bahwa kampus dengan senang hati membuka kesempatan yang
seluas-luasnya bagi peserta POSFI untuk mengakses hal-hal yang bersifat
akedemis dan dianggap berguna, seperti
menghadiri proses pembelajara di kelas, ujian tesis dan disertasi, dan lainnya.
Selain itu, peserta POSFI juga diperkenankan mengadakan diskusi atau seminar
dengan mahasiswa di luar jadwal yang telah disepakati dengan pihak pimpinan,
dengan catatan mahasiswa memang bersedia mengikuti program-program yang
ditawarkan oleh peserta POSFI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar